Langsung ke konten utama

Postingan

Al Baqoroh 155

  Ujian adalah jembatan bagi seorang mukmin untuk meraih kebaikan yang berlimpah dari Allah ta’ala dan akan selalu ada hikmah serta anugerah yang sedang menunggu setelah ujian sebagiamana kehadiran pelangi yang selalu dinanti setelah hujan/badai reda. Rasulullah SAW bersabda: ‎من يرد الله به خيراً ابتلاه (رواه مسلم) “barangsiapa yang allah inginkan kebaikan pada dirinya maka Dia akan mengujinya (memberikan ujian kepadanya)” (H.R. Muslim). Oleh karena itu kita tidak perlu merasa kecewa apalagi berputus asa ketika suatu saat kita ditimpa suatu musibah atau dilanda bencana, karena saat itu Allah sedang menghendaki kebaikan pada diri kita.  Kira-kira kebaikan apa yang Allah kehendaki bagi kita saat kita berhadapan dengan sebuah ujian? Salah satunya adalah Allah menginginkan kita untuk bersikap sabar, senantiasa bersabar. Bukankah Allah telah menjanjikan bagi orang-orang yang bersabar itu pahala yang tiada berbatas? Firman Allah ta’ala dalam surat Az-Zumar ayat 10: ‎إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰ

Ada 10 Golongan Yang Ibadahnya Tidak Diterima Oleh Allah

  enasaran siapa saja 10 golongan manusia tersebut?

Nikmat Mana Yang Tak Terhingga

  Nikmat Allah SWT yang Tak Terhingga Mengapa seluruh manusia diharuskan untuk selalu bersyukur? Alasan yang paling utama adalah karena nikmat Allah yang diberikan tak pernah bisa terhitung jumlahnya dan tak pernah putus masanya. Nikmat yang diberikan Allah bukan hanya dalam bentuk materi seperti uang dan kekayaan yang melimpah. Nikmat hidup, memiliki tubuh yang sempurna, sehat fisik dan mental adalah nikmat yang tak bisa kita elak. Coba bayangkan, ketika kita dilanda sakit, bagaimana rasanya? Kita akan merasa lemah dan sulit beraktivitas, karena itulah sehat begitu berharga. Betapa indahnya, ayat Al-Quran pada surat Ar-Rahman yang artinya, “Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?” Karena sesungguhnya, nikmat Allah benar-benar tak terhingga. Sekurang-kurang nya 31 kali Allah SWT mengulang kalimat tersebut dalam Q.S. Ar-Rahman[55] .

Jangan Lupa Ayat Kursi Setelah Sholat

  Ayat Kursi مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكتوبَة، لمَ يمَنَعهُ مِنْ دُخُولِ الجَنة إِلَّا أن يمَوتَ “Barang siapa yang membaca ayat kursi setiap selesai shalat fardu, maka tidak ada yang menghalanginya untuk masuk ke surga kecuali kematian.” (HR. Nasai, Ibnu Hibban dan Nasai) Hasan bin Ali Assaqaf dalam kitabnya Shahih Shifati Shalatin Nabi Saw. mengatakan bahwa membaca ayat kursi setelah salat wajib hukumnya sunah dan sangat dianjurkan untuk diistiqamahkan agar di dunia mendapat perlindungan Allah dan di akhirat mendapat nikmat surga-Nya.
  Bahwa kuat bukanlah kemampuan melawan dan mengalahkan diri orang lain melainkan kuat adalah kemampuan dalam melawan hawa nafsu yang ada pada diri, mengendalikannya sebaik mungkin agar kita tidak terjerumus pada tindakan-tindakan yang merugikan diri. Kuat yang dimaksudkan Rasulullah SAW dalam hadis tersebut adalah kuat secara mental yang jauh lebih tinggi kedudukannya dari pada kuat secara fisik. Melawan hawa nafsu ini sendiri adalah perang bagi manusia dan mereka yang memenangkannya inilah yang disebutkan sebagai manusia yang derajatnya lebih tinggi dari malaikat sekalipun.

10 Ayat Pertama Dari Al Kahfi

  Di antara fadilah atau keutamaan dari  surat Al- Kahfi adalah jika kamu menghapalkan sepuluh ayat pertama dalam surat al kahfi maka ia akan terbebas dari godaan Dajjal laknatullah alaih. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist riwayat berikut ini : مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ "...Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal." (Hadits Riwayat Muslim no. 809) Dalam hadits tersebut, Nabi Saw memberitahukan bahwa barang siapa yang mampu menghafal sepuluh ayat pertama atau terakhir dari surat Al-Kahfi, maka dirinya akan terlindungi dari dahsyatnya fitnah Dajjal. Imam Nawawi berkata, “Terdapat ulama yang mengatakan bahwa penyebab dari mendapatkan keutamaan seperti itu adalah karena pada awal surat Al-Kahfi terdapat suatu hal yang menakjubkan dan meruapakan tanda kuasa Allah. Tentu saja untuk siapa saja yang merenungkannya dengan benar, maka Insya Allah p

Ikhlas

khlas adalah melupakan pujian dari manusia dan hanya terus mencari ridha dari Sang Pencipta. Barangsiapa menghiasi dirinya di hadapan manusia dengan sesuatu yang tidak dimilikinya, maka ia telah jauh dari rahmat Allah. [Ibn Al-Qayyim] Ikhlas itu seperti surat al-ikhlas, yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya. Selama ikhlas masih terucap, itu berarti belum ikhlas, karena hanya dia yang ikhlas yang senantiasa berbuat tanpa pernah menyebut keikhlasannya. Allah SWT berfirman: إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولٰٓئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمً "kecuali orang-orang yang bertobat memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisā'[4]: 146) Jika engk